Kamis, 12 Oktober 2017

Beasiswa Bazma Pertamina

Inilah Saya Bagi Keluarga dan Kontribusi saya Untuk Indonesia



           Saya memulai penulisan essay ini dengan nama saya “Nurul Hayati” lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juli 1993. Saya anak ke-6 dari 6 bersaudara dengan Ayah Seorang Pensiunan PNS di salah satu pasar di jakarta dan Ibu seorang Ibu Rumah Tangga. Fisik saya yang terbilang mungil dengan tinggi tidak sampai 150 cm dan berat badan sekitar 35 kg membuat saya begitu terasing di mata dunia. Namun hal itu tidak begitu lama mengintimidasi saya karena si mungil ini mampu mengukir prestasi semasa sekolah. Di tahun pertama SMK saya sudah ditunjuk oleh wali kelas menjadi perwakilan sekolah mengikuti ajang kompetisi Akuntasi setingkat SMA meski selama 2 tahun perjuangan saya belum mencapai hasil yang memuaskan tapi saya dan kelompok saya mampu mempertahankan juara 4 dan 5. Di tahun terakhir saya sekolah akhirnya saya mampu menyaber Juara 3 dalam Accounting Fair yang di selenggarakan di Universitas Nasional. Kejuaraan ini menghantarkan nama sekolah saya dikenal oleh Sekolah-sekolah Negri dan berbakat lainnya. Selain itu nilai akademis yang saya cukup baik bertahan di juara 1-3 selama 3 tahun pendidikan saya. Itu membuktikan fisik tidak menjadi kendala untuk seseorang dapat bersinar.

            Bagi seorang ibu anak adalah kesayangan, tapi bagi seorang ayah anak adalah kebanggan. Didalam keluarga saya dikenal sebagai anak yang mandiri namun sedikit nakal juga berprestasi. Dibuktikan pada tahun 2011 ketika anak-anak lain begitu beruntung melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (Universitas), saya menerjunkan diri saya kedunia kerja bekerja secara shift selama 6 bulan yang terkadang mengharuskan saya lembur dan pulang pada pukul 2 pagi. Namun perjuangan saya harus terhenti karena kekhawatiran orang tua pada anaknya. Namun itu tidak menyurutkan niat saya untuk bekerja demi mengenal dunia kuliah, lalu pada Tahun 2012 saya kembali mendapatkan pekerjaan di salah satu brand ternama Indosat Tbk di Jakarta Barat yang membuat saya harus meninggalkan rumah dan kost. Kesempatan itu masih belum membuat saya mengenyam dunia kuliah hingga kontrak saya berakhir pada tahun berikutnya.

            Pada tahun 2015 ketika saya harus kembali berhenti dari pekerjaan saya, saya mendaftarkan diri kuliah di Universitas Indraprasta PGRI, awalnya kampus ini bukan kampus pilihan saya melainkan pilihan orang tua saya yang harus dan wajib dipilih. Menjadikan saya pribadi yang menjengkelkan dengan sering pergi dari rumah dan kembali dimalam hari untuk menunjukkan protes saya akan pilihan mereka. Namun saya kembali berpikir ini sudah terjadi dan apa yang saya jalani harus saya lakukan dengan baik, bukan berarti karena terpaksa saya harus mengorbankan nilai-nilai saya. Saya tentu harus menunjukkan saya bisa bersinar disituasi apapun. Dan alhamdulillah hal itu terwujud dengan ipk saya yang mencapai 3,6 dan ipk kumulatif saya hingga saat ini masih menunjukkan angka yang signifikan. Meskipun sampai saat ini saya masih nakal dengan sering pergi dan pulang malam namun saya berusaha mengurasi rutinitas itu dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengikuti kegiatasn SKEMA diawal perkuliahan saya dan saat ini menjadi ASLAB di kampus. Menurut orang tua saya itu cukup membanggakan.

            Disela kesibukan kuliah saya, ada tawaran yang begitu menarik minat saya. Di era yang semakin maju ini masih ada saja yang berpendapat pendidikan formal itu tidak begitu penting. Sehingga membuat saya bertekad untuk mengenalkan mereka dengan dunia pendidikan yang menyenangkan. Sudah dua bulan ini saya menjalani aktifitas mengajar bimbel untuk siswa-siswi seumuran SD dan SMP untuk mengikuti UN paket A dan B disalah satu Pesantren yang hanya memfokuskan anak-anaknya dengan kegiatan tahfiz Qur’an tanpa dibekali dengan pendidikan formal. Sehingga anak-anak berpendapat sekolah itu tidak penting dan itu menjadi tanggung jawab saya membuat mereka kembali mengenal semenyenangkan apa sekolah itu. Karena dunia pendidikan dan Agama itu harus sejalan sehingga kehidupan bisa menjadi seimbang. Mereka bisa mencapai cita-cita mereka yang haqiqi tanpa harus melupakan bakat mereka yang lain.

            Pengalaman ini membuat saya ingin mengunjungi berbagai daerah diindonesia dan mengenalkan dunia pendidikan bagi mereka yang memang belum pernah mengenalnya. Dan mengajari mereka dengan cara yang menyenangkan hingga mereka mampu berprestasi dan berperan penting dalam memajukan dan memakmurkan Indonesia. Jika saya mampu saya akan travelling dan teaching guna mengenal indonesia dengan baik dan memeratakan pendidikan yang ada di Indonesia. Karena pendidikan dapat mengangkat harkat dan martabat Bangsa Indonesia dimata Dunia. Semakin banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi maka kita akan mampu melawan dunia yang kejam bahkan di bangsa ini sendiri, seperti memberantas korupsi, mencari solusi penanggulangan banjir yang tepat juga mencari solusi mengurai kemacetan yang semakin hari semakin membuat udara tercemar.