Inilah Saya Bagi Keluarga dan Kontribusi saya Untuk Indonesia
Saya
memulai penulisan essay ini dengan nama saya “Nurul Hayati” lahir di Jakarta
pada tanggal 16 Juli 1993. Saya anak ke-6 dari 6 bersaudara dengan Ayah Seorang
Pensiunan PNS di salah satu pasar di jakarta dan Ibu seorang Ibu Rumah Tangga. Fisik
saya yang terbilang mungil dengan tinggi tidak sampai 150 cm dan berat badan
sekitar 35 kg membuat saya begitu terasing di mata dunia. Namun hal itu tidak
begitu lama mengintimidasi saya karena si mungil ini mampu mengukir prestasi
semasa sekolah. Di tahun pertama SMK saya sudah ditunjuk oleh wali kelas
menjadi perwakilan sekolah mengikuti ajang kompetisi Akuntasi setingkat SMA
meski selama 2 tahun perjuangan saya belum mencapai hasil yang memuaskan tapi
saya dan kelompok saya mampu mempertahankan juara 4 dan 5. Di tahun terakhir
saya sekolah akhirnya saya mampu menyaber Juara 3 dalam Accounting Fair yang di
selenggarakan di Universitas Nasional. Kejuaraan ini menghantarkan nama sekolah
saya dikenal oleh Sekolah-sekolah Negri dan berbakat lainnya. Selain itu nilai
akademis yang saya cukup baik bertahan di juara 1-3 selama 3 tahun pendidikan
saya. Itu membuktikan fisik tidak menjadi kendala untuk seseorang dapat
bersinar.
Bagi seorang ibu anak adalah
kesayangan, tapi bagi seorang ayah anak adalah kebanggan. Didalam keluarga saya
dikenal sebagai anak yang mandiri namun sedikit nakal juga berprestasi.
Dibuktikan pada tahun 2011 ketika anak-anak lain begitu beruntung melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (Universitas), saya menerjunkan diri
saya kedunia kerja bekerja secara shift selama 6 bulan yang terkadang
mengharuskan saya lembur dan pulang pada pukul 2 pagi. Namun perjuangan saya
harus terhenti karena kekhawatiran orang tua pada anaknya. Namun itu tidak
menyurutkan niat saya untuk bekerja demi mengenal dunia kuliah, lalu pada Tahun
2012 saya kembali mendapatkan pekerjaan di salah satu brand ternama Indosat Tbk
di Jakarta Barat yang membuat saya harus meninggalkan rumah dan kost. Kesempatan
itu masih belum membuat saya mengenyam dunia kuliah hingga kontrak saya
berakhir pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2015 ketika saya harus
kembali berhenti dari pekerjaan saya, saya mendaftarkan diri kuliah di
Universitas Indraprasta PGRI, awalnya kampus ini bukan kampus pilihan saya
melainkan pilihan orang tua saya yang harus dan wajib dipilih. Menjadikan saya
pribadi yang menjengkelkan dengan sering pergi dari rumah dan kembali dimalam
hari untuk menunjukkan protes saya akan pilihan mereka. Namun saya kembali
berpikir ini sudah terjadi dan apa yang saya jalani harus saya lakukan dengan
baik, bukan berarti karena terpaksa saya harus mengorbankan nilai-nilai saya.
Saya tentu harus menunjukkan saya bisa bersinar disituasi apapun. Dan
alhamdulillah hal itu terwujud dengan ipk saya yang mencapai 3,6 dan ipk
kumulatif saya hingga saat ini masih menunjukkan angka yang signifikan.
Meskipun sampai saat ini saya masih nakal dengan sering pergi dan pulang malam
namun saya berusaha mengurasi rutinitas itu dengan kegiatan yang lebih
bermanfaat seperti mengikuti kegiatasn SKEMA diawal perkuliahan saya dan saat
ini menjadi ASLAB di kampus. Menurut orang tua saya itu cukup membanggakan.
Disela kesibukan kuliah saya, ada
tawaran yang begitu menarik minat saya. Di era yang semakin maju ini masih ada
saja yang berpendapat pendidikan formal itu tidak begitu penting. Sehingga
membuat saya bertekad untuk mengenalkan mereka dengan dunia pendidikan yang
menyenangkan. Sudah dua bulan ini saya menjalani aktifitas mengajar bimbel
untuk siswa-siswi seumuran SD dan SMP untuk mengikuti UN paket A dan B disalah
satu Pesantren yang hanya memfokuskan anak-anaknya dengan kegiatan tahfiz
Qur’an tanpa dibekali dengan pendidikan formal. Sehingga anak-anak berpendapat
sekolah itu tidak penting dan itu menjadi tanggung jawab saya membuat mereka
kembali mengenal semenyenangkan apa sekolah itu. Karena dunia pendidikan dan
Agama itu harus sejalan sehingga kehidupan bisa menjadi seimbang. Mereka bisa
mencapai cita-cita mereka yang haqiqi tanpa harus melupakan bakat mereka yang
lain.
Pengalaman ini membuat saya ingin
mengunjungi berbagai daerah diindonesia dan mengenalkan dunia pendidikan bagi
mereka yang memang belum pernah mengenalnya. Dan mengajari mereka dengan cara
yang menyenangkan hingga mereka mampu berprestasi dan berperan penting dalam
memajukan dan memakmurkan Indonesia. Jika saya mampu saya akan travelling dan
teaching guna mengenal indonesia dengan baik dan memeratakan pendidikan yang
ada di Indonesia. Karena pendidikan dapat mengangkat harkat dan martabat Bangsa
Indonesia dimata Dunia. Semakin banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi
maka kita akan mampu melawan dunia yang kejam bahkan di bangsa ini sendiri,
seperti memberantas korupsi, mencari solusi penanggulangan banjir yang tepat
juga mencari solusi mengurai kemacetan yang semakin hari semakin membuat udara
tercemar.